Cari Blog Ini

Senin, 28 Februari 2011

sosiologi politik di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas sosiologi politik dari dosen pa Ana Maulana Drs


15 Maret 2011

4 tahap dalam sosialisasi politik diri anak anak :

1. Pengenalan otoritas melalui individu
2. perkembangan perbedaan antara otoritas internal dan eksternal yaitu antara pejabat swasta dan pejabat pemerintah
3. pengenalan mengenai intitusi politik yang impersonal seperti kongres MA , pemilu
4. perkenbangan pembedaan antara institusi-institusi politik dan mereka yang terlibat dalam aktivitas yang di asosiasikan dengan institusi .

3 kepercayaan politik yang dapat diletakan melalui keluarga :
1. Dengan indroktrinasi terbuka dan tertutup
2. Dengan menempatkan anak-anak dalam satu konteks sosial kusus
3. Dengan jalan membe

MASALAH KEPERIBADIAN POLITIK DENGAN MENGGUNAKAN SKALA SIKAP

Sindrom konservatisme radikalisme artiya menjelaskan diri sendiri haya terdiri atas perkiraan mengenai tingkatan terhadap mana individu menganut pandangan radikal atau konserpatip di antaraya menganut sistem Empiristis berpegang pada pakta ,sensasionalitas,matrealistis,pesimistis,ireligius,patalistis,pluralistis,skeptis

2.sindrom kecendrungan kasar -kecendrungan lembut

-rasionalistis

-intelektualistis

-idealistis

-optimistis

-religius

-berdasarkan kemauan bebas

-monistis

-dokmatis











tgl 15 maret 2011 tugas 2

  1. sosialisasi politik sangat penting sebagai suatu proses dengan mana individu sampai pada kadar berbeda, bisa terlibat dalam sistem politik karenaketiga konseplain partisipasi ,pengrekrutan ,komunikasi berkaitan dengan sosialisasi politik partisipasi politik dan pengrekrutan merupakan pariabel dependen yang persial dari sosialisasi dan komunikasi karena keduaya merupakan elemen dinamis dlm sosialisasi
sosialisasi politik memperlihatkan interaksi dan interdevendensi prilaku sosial dan prilaku politik
hubungan sosialisasi dengan perubahan sosial kaum fungsionalis menamakan nya sebagai pemeliharaan sistem pendapatnya : sosialisasi itu adalah bagaimana suatu sistem dapat terus bertahan dalam suatu waktu tertentu.
masa kanak-kanak BGM AGEN mentransminsikan dari sosialisasi politik itu 3 mekaninisme :
1. IMITASI
2. INTRUKSI
3.MOTIVASI







SOSIOLOGI POLITIK
Pengertian Sosiologi Politik

Terdapat beberapa definisi tentang sosiologi yang dikemukakan oleh berbagai tokoh sosiologi. Benang merahnya adalah bahwa sosiologi pada dasarnya memusatkan perhatiannya pada masyarakat dan individu, karena menurut sosiologi, masyarakat sebagai tempat interaksi tindakan-tindakan individu di mana tindakan tersebut dapat mempengaruhi masyarakat. Sosiologi juga memahami tentang lembaga sosial dan kelompok sosial yang merupakan bagian dari masyarakat sebagai unit analisis sosiologi. Selain itu sosiologi juga mempelajari tentang tatanan sosial serta perubahan sosial.

Politik berkaitan pelaksanaan kegiatan dan sistem politik untuk tercapainya tujuan bersama yang telah ditetapkan, dalam hal ini adanya penggunaan kekuasaan agar tujuan tersebut dapat terlaksana. Perlu untuk dipahami bahwa tujuan yang telah ditentukan tersebut merupakan tujuan publik dan bukannya tujuan individu.

Sedangkan sosiologi politik dasarnya berhubungan dengan penggunaan kekuasaan dan wewenang dalam pelaksanaan kegiatan sistem politik, yang banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial budaya.

Sumbangan Pemikiran Teori Klasik pada Sosiologi Politik

Dari beberapa tokoh teori klasik sosiologi ada beberapa tokoh yang dianggap banyak memberikan kontribusi dalam hal teori yang sampai sekarangpun masih digunakan sebagai dasar berpikir dalam menjelaskan sosiologi politik. Tokoh tersebut antara lain adalah Karl Marx, Max Weber dan Emile Durkheim. Ketiganya dapat dianggap sebagai tokoh yang utama dalam teori klasik.

Meskipun ketiganya tidak secara jelas menjelaskan tentang sosiologi politik tetapi teori-teori dan konsep-konsep mereka tersebut dapat memberikan suatu pemahaman yang mendalam tentang sosiologi politik dengan berdasarkan teori sosiologi klasik.

Persamaan ketiga tokoh tersebut dalam menjelaskan teorinya adalah:

1.

Memberikan analisis secara makro
2.

Penjelasan bersifat komparasi sejarah
3.

Mengemukakan adanya perubahan sosial
4.

Teorinya dapat diterapkan di semua tipe masyarakat

Setiap tokoh mempunyai pendekatan dan konsep yang berbeda dalam memberikan kontribusi dalam sosiologi politik. Marx dengan pendekatan materialisme historis dengan konsep tentang kelas, eksploitasi, alinasi, negara serta ideologi. Pendekatan Weber adalah analisis tipe ideal dan sosiologi intepretatif, dengan konsep rasionalisasi, otoritas, kelompok status serta partai politik. Sedangkan pendekatan Durkheim adalah fungsionalisme sosiologis melalui konsepnya solidaritas sosial, anomie dan kesadaran kolektif. Konsep kekerabatan, agama, ekonomi, stratifikasi dan sistem nilai dan kepercayaan bersama merupakan faktor-faktor sosial budaya yang banyak memberikan pengaruh pada pelaksanaan sistem politik, di mana masing-masing tokoh akan mengemukakan hipotesisnya dalam pelaksanaan kegiatan politik.

Faktor-faktor Berpengaruh Terhadap Sikap Perilaku Politik Individu

Keluarga

Dari urain di atas nampak bahwa peranan kehidupan keluarga dalam mendorong partisipasi politik seseorang cukup signifikan. Setidaknya dalam keluarga yang memiliki minat politik yang tinggi, cenderung homogen dalam pilihan politik, ditambah dengan tingkat kohesi keluarganya yang cukup tinggi, kecenderungan seorang anak untuk berpartisipasi dalam politik sebagaimana kehidupan politik keluargannya relatif tinggi.

Aspek-aspek kehidupan keluarga yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi partisipasi politik seorang anak, diantaranya karena:

1.

Tingkat daya tarik keluarga bagi seorang anak
2.

Tingkat kesamaan pilihan (preferensi) politik orang tua
3.

Tingkat keutuhan (cohesiveness) keluarga
4.

Tingkat minat orang tua terhadap politik
5.

Proses sosialisasi politik keluarga


Agama dan Ekonomi

Selain keluarga faktor yang mempengaruhi perilaku politik individu adalah agama yang dianutnya. Dalam kenyataan pendidikan anak dalam keluarga antara lain mengajarkan tentang otoritas, yaitu otoritas orang tua. Otoritas ini merupakan perpaduan antara otoritas politik dan agama. Sementara organisasi keagamaan di luar rumah pada kenyataannya juga mensosialisasikan ajaran yang mengandung pendidikan politik. Dengan demikian agama yang memuat nilai-nilai dan ajaran-ajaran juga dapat mendorong individu untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik.

Selain itu secara ekonomi melalui partisipasi dalam serikat-serikat pekerja juga dapat mendorong individu untuk ikut serta dalam kegiatan politik. Organisasi pekerja merupakan ajang kampanye dan mobilisasi massa untuk dapat ikut berpolitik.

Stratifikasi serta Sistem Nilai dan Kepercayaan

Perbedaan kelas sosial dalam suatu masyarakat akan berpengaruh pada perbedaan keyakinan dan pola perilaku individu di berbagai bidang kehidupan, termasuk kehidupan politik. Perbedaan kelas akan tercermin pada praktik sosialisasi, aktivitas budaya, dan pengalaman sosialnya. Tingkat partisipasi individu dalam voting dilukiskan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pendapatan, ras, jenis kelamin, umur, tempat tinggal, situasi, dan status individu tersebut.

Perilaku politik individu juga dipengaruhi oleh sistem nilai dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat dimana individu tersebut tinggal. Pada masyarakat Indonesia dijumpai sistem nilai dalam bermusyawarah. Sementara itu di Amerika Serikat sistem sekolah dianggap sebagai agen sosialisasi politik.

Pengertian Sosialisasi Politik

Terdapat berbagai macam definisi untuk mengartikan pengertian sosialisasi politik. Secara singkat dapat dikatakan bahwa sosialisasi politik adalah proses internalisasi nilai, pengenalan dan pemahaman, pemeliharaan dan penciptaan, serta proses eksternalisasi nilai-nilai dan pedoman politik dari individu/kelompok ke individu/kelompok yang lain. Sosialisasi politik ini dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

Agen-agen Sosialisasi Politik

Dalam suatu proses sosialisasi nilai dan perilaku politik diperlukan agen-agen sosialisasi yang merupakan pihak yang melakukan transfer nilai. Agen pertama adalah keluarga dimana individu menerima warisan nilai-nilai pada tahap awal dalam hidupnya. Sosialisasi ini dapat terjadi secara represi atau partisipatoris. Sekolah juga merupakan agen sosialisasi politik sebab sekolah menjalankan fungsi transformasi ilmu pengetahuan, nilai dan sikap yang di dalamnya juga termasuk ilmu, nilai, dan sikap politik. Sosialisasi politik juga dapat melalui teman sebaya (peer group) yang sifatnya informal. Agen sosialisasi terakhir adalah media, dimana berita yang dilihat atau dibaca setiap hari merupakan sosialisasi yang efektif.

Pengertian Partisipasi Politik

Bertitik tolak dari beberapa definisi di atas, maka partisipasi politik secara umum bisa dikatakan merupakan kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, dengan jalan memilih pemimpin negara dan secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kebijakannya.

Di sisi lain, partisipasi politik pun diarahkan untuk memperkuat sistem politik yang ada. Dalam tataran ini partisipasi politik dipandang sebagai bentuk legitimasi dari sistem politik yang bersangkutan. Atau dengan kata lain partisipasi politik menjadi salah satu indikator signifikan atas dukungan rakyat baik terhadap pemimpinnya, kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemimpinnya maupun bagi sistem politik yang diterapkannya.


Bentuk dan Model Partisipasi Politik

Partisipasi pada dasarnya merupakan kegiatan warga negara dalam rangka ikut serta menentukan berbagai macam kepentingan hidupnya dalam ruang lingkup dan konteks masyarakat atau negara itu sendiri. Karena itu partisipasi itu sendiri bisa beragam bentuk kegiatannya. Bagaimana pun, ekspresi orang dalam mengemukakan atau dalam merespon berbagai macam permasalahan dan kepentingan politiknya, satu sama lain akan berbeda-beda. Uraian di atas memperlihatkan bahwa partisipasi politik sebagai suatu bentuk kegiatan atau aktivitas dapat dilihat dari beberapa sisi. Ia bisa dilihat sebagai bentuk kegiatan yang secara sadar maupun tidak sadar atau dimobilisasi. Ia bisa dilakukan secara bersama-sama ataupun sendiri. Kemudian dapat pula dilakukan langsung ataupun tidak langsung, melembaga ataupun tidak melembaga sifatnya, dan seterusnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya partisipasi politik seseorang adalah berdasarkan tinggi rendahnya dan kombinasi kedua faktor tersebut menghasilkan model partisipasi politik.

Selasa, 18 Januari 2011

SMI



berbagai ragam krisis akhlak dan moral kini terus menular, merebak dan mewabak dalam masyarakat kita khasnya di kalangan remaja. Daripada kes bosia, hamil luar nikah yang diikuti dengan pembuangan zuriat di dalam tong sampah, penderaan, gengsterisme dan vandalisme, rogol, sumbang mahram, ketagihan dadah, hinggalah kepada mat rempit.

ternyata bahawa pendidikan moral kita dengan enam belas nilai teras, pendidikan sivik, pendidikan islam, pendidikan jarak jauh dan sebagainya; masih jauh untuk dapat menangani kegawatan dan kemerosotan dalam bidang ini. Faktor-faktor tertentu seperti mencari kepuasan nafsu, ingin membebaskan diri dari kemiskinan,kongsi gelap, dadah, bertelingkah dengan ibu bapa , gagal dalam peperiksaan , bosan duduk di rumah, trauma akibat perbuatan seks dan sebagainya rupa-rupanya lebih berpengaruh dari asuhan institusi pendidikan yang sedia ada.



bagaimana membangunkan akhlak umat islam

menurut syaikh abdul rahman al midani; akhlak manusia memang boleh berkembang dan boleh dibentuk dengan berbagai cara. Antara cara-cara tersebut ialah melalui:

a- latihan amali dan amalan-amalan menjernihkan batin

pendidikan akhlak tidak hanya melalui penjelasan mengenai nilai-nilai akhlak kepada masyarakat di mana mereka boleh memilih dan menghargai nilai-nilai tersebut tetapi juga pendidikan akhlak boleh dibuat berdasarkan latih tubi, perlaksanaan atau penghayatan yang berterusan umpamanya. Walaupun di peringkat awal ia dilaksanakan kerana arahan atau tekanan dari luar, namun lama kelamaan ia akan menjadi kebiasaan dan tabiat.

B- meletakkan diri dalam lingkungan persekitaran yang soleh

persekitaran sosial dan budaya kerap mempengaruhi manusia. Persekitaran tersebut merangkum tradisi, model tingkah-laku dan saranan serta rangsangan yang bersifat akhlak

masyarakat yang buruk ialah masyarakat yang tidak melaksanakan syariat allah. Mereka menguatkuasakan peraturan dan undang-undang ciptaan manusia yang menyimpang dari jalan allah yang lurus. Dengan demikian, warganya sudah pasti akan berkembang di dalam masalah sosial yang tidak sihat. Mereka akan terpengaruh dengan gejala-gejala kejahatan yang berkembang pesat dalam masyarakat yang dilanda oleh fenomena moral berkenaan.


C-qudwah hasanah

manusia juga dipengaruhi oleh idolanya. Idola tersebut kerap menjadi rol model dalam kehidupan mereka. Manusia yang berperanan menjadi rol model tersebut antara lain ialah tokoh politik, artis, seniman, atlit sukan, ibu bapa, guru dan sebagainya. Meskipun rasulullah adalah qudwah yang paling ideal bagi umat islam, namun penghayatan nilai-nilai yang dibawa oleh rasulullah hendaklah dipaparkan oleh golongan idola berkenaan. Mereka sewajarnya sentiasa berusaha menunjukkan contoh dan teladan yang terpuji agar dapat ditiru oleh generasi muda.


d- tekanan sosial dari masyarakat islam

antara mekanisme yang digunakan oleh islam dalam membentuk penganutnya serta memastikan mereka melaksanakan tata kelakuan berakhlak ialah wujudnya komuniti sosial yang komited dengan dasar dan prinsip-prinsip islam. Masyarakat islam yang mempunyai impak yang besar dan pengaruh yang kuat dalam memaksa individu mengamalkan atau menurut nilai dan norma-norma akhlak. Mereka boleh melaksanakan tekanan moral yang berkesan untuk mendisplinkan golongan yang berkecenderungan untuk melakukan kejahatan. Manusia memang suka dipuji, dihormati dan disanjung. Manusia juga takut dikeji dan dicemuh oleh kumpulan di mana ia mempunyai sense of belonging kepada mereka. Faktor-faktor tersebut adalah anak kunci yang sedikit sebanyak menentukan tindak-tanduk seseorang. Masyarakat islam yang aktif boleh berperanan menyuburkan semangat dan amalan hidup berakhlak. Ia juga boleh membendung trend-trend kufur dan maksiat dalam masyarakat melalui perlaksanaan amal mak'ruf dan nahi mungkar. Apabila masyarakat kehilangan keprihatinannya terhadap kewajipan menegakkan makruf dan mencegah yang mungkar, maka bermulalah proses penghakisan moral, akhlak dan martabat umat berkenaan.

E- kuasa negara islam melalui sistem keadilan dan galakannya

tuntutan akhlak dan nilai-nilainya tidak akan bermaya tanpa digandingi oleh kuasa atau autoriti yang menguatkuasakan nilai-nilai tersebut. Oleh kerana itu, antara tanggungjawab negara islam ialah mewujudkan mekanisme dan jentera-jentera pentadbiran yang dapat beroperasi untuk memastikan ketertiban serta penghayatan kaedah-kaedah akhlak dalam masyarakat. Jika negara tidak melaksanakan amanah ini kerana ia tidak berlandaskan sistem perlembagaan dan undang-undang islam sudah pasti keadaan akhlak umat akan lebih parah dan malang.melalui puluhan kementerian, badan-badan berkanun, agensi-agensi kerajaan akhlak akan digugat dan dihakis. Amalan pemerintahan yang tidak adil menjanjikan kemusnahan bukan hanya dalam bidang akhlak tetapi juga dalam semua hal.
Selain dari apa yang telah dinyatakan di atas maka akhlak juga boleh dibentuk oleh media massa, sekolah, rakan sebaya, masjid atau surau dan sebagainya. Untuk lebih jelas ada baiknya kita terangkan satu persatu peranan tersebut :

f - peranan media massa

media massa merupakan satu mekanisme yang mempunyai pengaruh yang amat besar dan berkesan di dalam pembentukan keperibadian manusia
para pengguna media massa terutama golongan yang bertanggungjawab seperti ibubapa, guru, pemimpin politik dan pentadbir hendaklah lebih bijaksana dalam mengarah, membimbing, meningkatkan rasionaliti, kematangan dan kewaspadaan serta keupayaan memilih siaran yang lebih bermanfaat untuk ditontoni oleh anak-anak atau orang-orang yang di bawah jagaan mereka. Media massa juga sebenarnya boleh menjadi wahana "cultural domination dan imperialisme" melalui berbagai saluran teknologi maklumat yang canggih seperti internet, multimedia dan sebagainya.


G - peranan sekolah




para pelajar di sekolah hendaklah dilatih supaya merendah diri dan memuliakan orang yang mereka bergaul dengan mereka.

Selain dari latihan serta disiplin seperti di atas, pelajar harus juga dilatih menghargai tugas dan tanggung jawab dengan cara yang bijak, lemah-lembut tanpa terburu-buru melaksanakan kekerasan atau pemaksaan melalui penderaan. Kepatuhan yang lahir dari keinsafan dan kesedaran batin biasanya lebih berkesan dan mantap. Bagi seorang pendidik menggunakan tindakan menghukum biarlah terhadap perkara yang paling akhir dalam fikirannya; samada mereka golongan guru atau bapa. Bahkan apabila hukum hendak dikenakan kepada murid biarlah sekadar yang perlu sahaja.

Bimbingan dan nasihat yang lemah lembut tetapi tegas kadang-kadang lebih meninggalkan kesan di dalam hati serta dipatuhi. Hukuman atau penderaan bukanlah langkah utama yang merupakan satu-satunya penyelesaian. Penderaan adalah langkah terakhir apabila contoh yang baik, nasihat dan hubungan kasih sayang antara anak dan bapa atau guru tidak mampu lagi untuk digunakan.



Displin sekolah hendaklah dilaksanakan dengan semangat kerjasama. Guru besar, nazir, guru, murid malah ibubapa hendaklah sama-sama berperanan. Ini bermakna harus ada penerimaan dan permuafakatan tentang polisi dan cara-cara merealisasikannya seboleh-bolehnya dari semua pihak agar masing-masing melindungi dan mempertahankannya.

Usaha mengatasi masalah di sekolah hendaklah dengan menghapuskan sebab-sebab pokok atau punca dari mana datangnya permasalahan itu. Ini termasuk menghapuskan suasana yang membantu atau menyokong salah laku dari murid . Di samping itu juga penyelesaian boleh di usahakan dengan mengambil langkah pencegahan dan mengujudkan suasana yang lebih positif. Ini di dasarkan kepada prinsip "mencegah lebih baik dari merawat".

Antara langkah-langkah yang boleh dilakukan oleh sekolah dalam membangun akhlak ialah dengan mengadakan kempen menyedarkan murid tentang keperluan menghormati disiplin sekolah, menerangkan tentang mengapa suatu disiplin itu dibuat dan memperbanyakkan aktiviti sekolah dengan mempelbagaikannya, menggunakan atau memenuhi masa lapang murid, menghubung-kaitkan sukatan pelajaran dengan keperluan diri dan masyarakat mereka dan langkah-langkah yang lain.


H - peranan rakan sebaya

antara agen sosial yang berpengaruh di dalam membentuk sikap dan akhlak individu ialah rakan sebaya. Rakan sebaya merupakan kelompok rujukan bagi remaja di dalam tingkah laku mereka.
Perasaan "sense of belonging" kepada kumpulan adalah suatu yang lumrah. Remaja akan mengubahsuai dan mengadaptasikan nilai-nilai rakan sebayanya untuk mendapat penerimaan dan pengakuran mereka. Remaja memang menyedari adanya jurang generasi antara mereka dengan kumpulan dewasa dan mereka sering berhadapan masalah dalam mewujudkan hubungan dengan generasi yang lebih tua. Kajian yang dilakukan oleh lambert dan rakan-rakannya ( 1972 ) menunjukkan remaja menghadapi berbagai konflik apabila mereka berusaha merentasi jurang generasi( generation gap ) tersebut antara pemikiran mereka dan pemikiran ibubapa mereka.
, bohsia dan sebagainya pasti akan mengakibatkan kemusnahan akhlak golongan remaja dan dewasa .
I - peranan rumah ibadah

bagi umat islam, rumah ibadat yang paling penting ialah masjid. Di sinilah umat islam sering berkumpul untuk menyembah allah secara berjamaah. Sebab itulah di mana sahaja dalam negara umat islam; bahkan di kota-kota besar dunia kedapatan bangunan masjid yang berbagai bentuk dan rupa. Ada yang kecil dan ada pula yang besar. Masjid sentiasa menjadi lambang kemegahan umat dan pemerintah islam. Sebagai tempat ibadah masjid mempunyai peranan dan pengaruh yang besar dalam meneruskan penghayatan nilai-nilai akhlak dalam masyarakat islam.

masalah sosial budaya yang ada di masyarakat sekarang

   masalah sosial budaya sekarang banyak terjadi di sekitar kita, masalah sosial disebabkan oleh perilaku masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungan sekitar. Mungkin mereka hanya memandang sosial budaya hanya hal yang sepele dan juga kurang penting.
Dan masalah ini muncul karena perbuatan atau kenakalan remaja, remaja adalah sesosok manusia yang menjadi harapan besar generasi di masa depan nanti. Harapan besar para orang tua, negara bahkan agama. Zaman terus berubah seiring perjalanan waktu yang lambat tapi pasti akan menuju ke titik akhir kehidupan. Seiiring berputarnya waktu, budaya dan kebiasaan manusia pun berubah yang diikuti dengan perubahan perilaku generasinya.
Perubahan ini begitu cepat dalam teknologi informasi. Ia telah merubah budaya sebagian besar masyarakat dunia, terutama yang tinggal di perkotaan. Masyarakat di seluruh dunia telah mampu melakukan transaksi ekonomi dan memperoleh informasi dalam waktu singkat berkat teknologi satelit dan komputer. Pemerintah dan perusahaan-perusahaan besar mampu memperoleh kekuasaan melalui kekuatan militer dan pengaruh ekonomi. Bahkan perusahaan transnasional mampu menghasilkan budaya global melalui pasar komersil global.
Perubahan budaya lokal dan sosial akibat revolusi informasi ini tidak dapat dielakkan. Masyarakat perkotaan yang memiliki akses terhadap informasi merupakan kelompok masyarakat yang langsung terkena pengaruh budaya global. Akses informasi dapat diperoleh melalui media massa cetak maupun elektronik, internet, dan telepon.
Dampak budaya global
Masalah sosial budaya tidak hanya ditimbulkan karena kenakalan remaja dan teknologi informasi yang begitu cepat saja tetapi banyak para pejabat-pejabat yang menimbulkan masalah sosial budaya seperti melakukan tindak korupsi yang sering pada saat sekarang. Diakui atau tidak korupsi sudah membudaya  atau dengan kata lain menjadi budaya  di tengah kehidupan bangsa indonesia atau secara spesifik di dunia politik dan birokrasi di indonesia dan yang berkaitan dengannya.
Korupsi, adalah faktor penghambat pembangunan dan kemajuan bangsa, sikap korupsi sangat tidak baik dan mencerminkankan sikap serakah yang dilakukannya dengan cara yang sangat salah. Seorang koruptor akan sangat memungkinkan untuk menurunkan keturunan yang juga menjadi koruptor nantinya.
Kebiasaan yang pada awalnya berasal dari ruang lingkup kecil  perorangan  bisa menjadi suatu kebiasaan dan budaya yang melibatkan banyak orang. Dari hanya seorang koruptor kemudian bisa menularkan sifat buruknya sampai ke tingkat bagian, biro, departemen, sampai institusi negara.
Dari masalah sosial ini sangat tidak baik dan akan merugikan semua bila tidak di tanggulangi. Oleh sebab itu kita perlu berantas  masalah sosial budaya yang diatas itu dengan bersama-sama agar negara ini terbebas dari tindak korupsi dan kenakalan remaja.